PERILAKU
KONSUMEN
A.
Memahami Aspek Aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen : Faktor
budaya, sosial dan pribadi.
Perilaku konsumen
adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih,
membeli, menggunakan, dan bagaimana barang ,jasa , ide atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:.
1.
Faktor Budaya
Kelas budaya,
subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.Budaya (Culture)
adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.Melalui keluarga dan
institusi lainnya, seorang anak yang tumbuh di AS terpapar oleh nilai nilai
berikut: pencapaian dan keberhasilan, aktifitas, efisiensi dan kepraktisan, proses,
kenyamanan materi, individualisme, kebebasan,
kenyamanan eksternal, humanitarianisme, dan jiwa muda seorang anak yang tumbuh
dinegara lain mungkin mempunyai pandangan yang berbeda tentang diri
sendiri,hubungan dengan orang lain,dan ritual.Pemasar harus memperhatikan nilai
budaya di setiap negara untuk memahami cara terbaik memasarkan produk lama
mereka dan mencari peluang untuk produk baru.
Setiap budaya terdiri dari beberapa
subbudaya (Subculture) yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan
sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Ketika subbudaya tumbuh
besar dan cukup kaya, perusahaan sering merancang program pemasaran khusus
untuk melayani mereka.
2.
Faktor Sosial
Selain faktor
budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial
dan status mempengaruhi perilaku pembelian.
Kelompok referensi (reference group)
seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka)
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.Kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung disebut kelompok keanggotaan(membership group).
Beberapa dari kelompok ini merupakan kelompok primer (primary group), dengan
siapa seseorang berinteraksi dengan apa adanya secara terus menerus tidak tidak
resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja.
Kelompok referensi mempengaruhi
anggota setidaknya dengan tiga cara. Mereka memperkenalkan perilaku dan gaya
hidup baru kepada seseorang, mereka mempengaruhi sikap dan konsep diri, dan
mereka menciptakan tekanan kenyamanan yang dapat mempengaruhi pilihan produk
dan merek. Orang juga dipengaruhi oleh kelompok diluar kelompoknya. Kelompok
Aspirasional adalah kelompok yang ingin diikuti oleh anggota itu: kelompok
disosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang lain.
Keluarga merupakan organisasi pembelian
konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi
acuan primer yang paling berpengaruh.
Peran dan Status. Orang berpartisipasi
dalam banyak kelompok-keluarga, klub, organisasi.kelompok sering menjadi sumber
informasi penting dan membantu mendefinisikan norma perilaku.Kita dapat
mendefinisikan posisi seseorang dalam setiap kelompok dimana ia menjadi anggota
berdasarkan peran dan status.Peran (role) terdiri dari kegiatan yang diharapkan
dapat dilakukan seseorang.Setiap peran menyandang status.Seperti wakil presiden
senior pemasaran statusnya lebih tinggi dibandingkan manajer penjualan, dan
manajer penjualan statusnya lebih tinggi daripada staf kantor. Orang memilih
produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran mereka serta status aktual
atau status yang diinginkan dalam masyarakat.Pemasar harus menyadari potensi
simbol status dari produk dan merek.
3.
Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi.Faktor pribadi meliputi usia dan tahap dalam siklus
hidup pembeli; pkekerjaan dan keadaan ekonomi;kepribadian dan konsep diri;serta
gaya hidup dan nilai.Karena banyak Karakteristik ini yang mempunyai dampak yang
sangat langsung terhadap perilaku konsumen,penting bagi pemasar untuk mengikuti
mereka secara seksama.
Usia dan Tahap Siklus Hidup. Selera
kita dalam makanan, pakaian, parabot, dan rekreasi sering berhubungan dengan
usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan
jumlah,usia,serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu
tertentu.Pemasar juga harus memperhitungkan kejadian atay tansisi hidup yang
penting seperti pernikahan, kelahiran, sakit, pindah tempat, perceraian,
perubahan karier, menjadi janda akan memunculkan kebutuhan baru. Kejadian ini
harus memberikan peringatan penyedia jasa bank, pengacara, serta konsultan
pernikahan, pekerjaan, dan duka cita atas tawaran bantuan yang dapat mereka
berikan.
Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi.
Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi.Pekerja kerah biru akan membeli baju
kerah, sepatu kerja dan kotak makan.Presiden perusahaan akan membeli
jas,perjalanan udara, dan keanggotaan country club.pemasar berusaha mengidentifikasi
kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata rata terhadap produk dan
jasa mereka dan bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan
tertentu;Perusahaan piranti lunak komputer, misalnya merancang beragam produk
untuk merek,insinyur,pengacara, dan dokter.
Kepribadian dan Konsep Diri. Setiap
orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku
pembeliannya.Yang dimaksud dengan kepribadian (personality) adalah sekumpulan
sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan
tahan lama terhadap rangsangan lingkungan (termasuk perilaku pembeli).
Kepribadian juga dapat menjadi variabel yang berguna dalam menganalisis pilihan
merek konsumen.Kami mendefinisikan Kepribadian Merek (brand personality)
sebagai bauran tertentu dari sifat manusia yang dapat kita kaitkan pada merek
tertentu.
Gaya Hidup dan Nilai.Orang orang dari
subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup
yang cukup berbeda.Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang
tercermin dalam kegiatan, minat dan pendapat.gaya hidup memotret interaksi”
seseorang secara utuh” dengan lingkungan.pemasar meneliti hubungan antara
produk mereka dan kelompok gaya hidup.
Kebutuhan konsumen juga dipengaruhi
oleh nilai inti (core values), sistem kepercayaan yang mendasari sikap dan
perilaku.Nilai inti lebih dalam daripada perilaku atau sikap dan menentukan
pilihan dan keinginan sesorang pada tingkat dasar dalam jangka panjang.Pemasar
yang membidik konsumen berdasarkan nilai nilai percaya bahwa nilai produk
sesuai dengan kepribadian dalam diri konsumen,produk itu dapat mempengaruhi
kepribadian luar perilaku pembelian konsumen.
B.
Proses Psikologis Konsumen
Rangsangan pemasaran
dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok prose psikologis
digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan proses
pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.Tugas pemasar adalah
memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara kedatangan rangsangan
pemasaran dan keputusan pembelian akhir.
Empat Proses
Psikologis Konsumen :
1.
Motivasi :
Freud, Maslow, Herzberg
a.
Teori Freud
Sigmund Freud mengasumsikan bahwa
kekuatan psikologis yang membentuk perilaku seseorang sebagai besar adalah
ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami secara penuh
motivasinya sendiri.Ketika seseorang mengamati merek tertentu, ia tidak hanya
bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan produk tersebut, tetapi juga
terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti bentuk, ukuran, berat, bahan,
warna dan nama merek.Satu teknik yang disebut teknik tangga (laddering)
memungkinkan kita melacak motivasi seseorang dari motivasi instrumental yang
dinyatakan sampai motivasi terminal.Kemudian pemasar dapat memutuskan pada
tingkat apa mereka akan mengembangkan pesan dan daya tarik.
b.
Teori Maslow
Abraham Maslow berusaha menjelaskan
mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu. Jawabnya
adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarti dari yang paling menekan
sampai yang paling tidak menekan.Kebutuhan keamanan,kebutuhan sosial, kebutuhan
akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.Orang orang akan berusaha
memuaskan sebuah kebutuhan pentingnya terlebih dahulu.Ketika seseorang berhasil
memuaskan sebuah kebutuhan penting maka ia akan berusaha memuaskan kebutuhan
penting berikutnya.
c.
Teori Herzberg
Frederick Herzberg mengembangkan teori
dua faktor yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier (faktor yang tidak
menyebabkan ketidakpuasan) dari kepuasan/satisfier ( faktor yang menyebabkan
kepuasan).Ketiadaan dissatisfer tidak cukup untuk memotivasi pembelian;harus
ada satisfier.Misalnya,Komputer yang tidak disertai jaminan akan menjadi
ketidakpuasan.Tetapi ketidakhadiran jaminan prooduk tidak akan bertindak
sebagai kepuasan atau motivator pembelian karena jaminan produk bukan sumber
kepuasan intrinsik.Kemudahan penggunaan akan menjadi kepuasan.
Teori Herzberg mempunyai dua
implikasi.Pertama, penjualan seharusnya melakukan yang terbaik untuk menghindari
ketidakpuasan (misalnya,manual pelatihan yang buruk atau kebijakan layanan yang
buruk).Kedua, penjual harus mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator
utama pembelian dipasar dan kemudian memasok mereka.
2.
Persepsi
Orang yang termotivasi siap
bertindak.bagaimana ia berindak dipengaruhi oleh pandangannya tentang situasi.
Dalam pemasaran, persepsi lebih penting dari realitas, karena persepsi konsumen
mempengaruhi perilaku aktual konsumen.Persepsi (perception) adalah proses
dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk
menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Dalam pemasaran
,persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi yang mempengaruhi
perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi berbeda tentang obyek
yang sama karena tiga proses pemahaman:
a)
Atensi Selektif
Atensi/perhatian
adalah alokasi pemrosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan. Atensi
sukarela adalah sesuatu yang bermakna; tak sukarela disebabkan oleh seseorang
atau sesuatu. Diperkirakan bahwa rata rata orang yang terpapar oleh lebih dari
1500 iklan atau komunikasi merek sehari. Karena kita tidak mungkin dapat
mendengarkan semua ini,kita menyortir sebagian besar rangsangan tersebut sebuah
proses yang disebut Atensi Selektif.Atensi Selektif adalah bahwa pemasar harus
bekerja keras untuk menarik atensi konsumen.Tantangan sebenarnya adalah
menjelaskan rangsangan mana yang akan diperhatikan orang.
b)
Distorsi
Selektif
Distorsi
selektif (selective distortion) adalah kecenderungan untuk menerjemahkan
informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita. Konsumen sering
mendistorsi informasi agar konsisten dengan keyakinan dan ekspektasi dari merek
dan produk yang sudah ada sebelumnya.
c)
Retensi
Selektif
Retensi
selektif kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk yang kita sukai
dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing. Retensi selektif sekali lagi
bekerja untuk keunggulan merek merek kuat. Hal ini juga menjelaskan mengapa
pemasar harus harus menggunakan pengulangan untuk memastikan pesan mereka tidak
diabaikan.
3.
Pembelajaran
Pembelajaran (Learning)
mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari pengalaman.Sebagian
besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian besar pembelajaran itu
tidak disengaja. Ahli teori pembelajaran percaya bahwa pembelajaran dihasilkan
melalui interaksi dorongan, rangsangan, pertanda, respon, dan penguatan.
Teori pembejaran mengajarkan pemasar
bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk sebuah produk dengan
mengasosiasikannya dengan dorongan yang kuat, menggunakan pertanda yang
memotivasi, dan menyediakan penguatan positif. Sebuah perusahaan baru dapat
memasuki pasar dengan menggunakan dorongan yang sama dengan yang digunakan
pesaing dan dengan menggunakan dorongan yang sama dengan yang digunakan pesaing
dan dengan memberikan pertanda yang sama karena pembeli mungkin akan
memindahkan loyalitasnya ke merek yang serupa (Generalisasi); atau perusahaan
mungkin merancang mereknya agar menggunakan kumpulan dorongan yang berbeda dan
menawarkan rangsangan pertanda yang kuat untuk beralih (Diskriminasi).
4.
Memori
Semua informasi dan pengalaman yang
kita hadapi ketika kita menjalani hidup dapat berakhir di memori jangka panjang
kita. Ahli psikologi kognitif membedakan antara memori jangka pendek (penyimpanan
temporer dan terbatas) dan memori jangka panjang (penyimpanan yang lebih
permanen dan pada dasarnya tak terbatas).
Memori adalah
proses yang sangat konstruktif, karena kita tidak mengingat informasi dan
kejadian secara lengkap dan akurat.seringkali kita mengingat beberapa keping
dan potongan dan mengisi sisanya berdasarkan hal lain yang kita ketahui.
C.
Proses Keputusan Pembelian Melalui 5 Tahap
Perusahaan yang cerdas berusaha untuk
memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh semua pengalaman
mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan
produk. Periset pemasaran telah mengembangkan model tingkat keputusan pembelian
konsumen melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternati, keputusan pembelian dan perilaku pascapembelian.
1.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian di mulai ketika
pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang di picu oleh rangsangan
internal dan eksternaal. Dengan rangsangan internal salah satu dari kebutuhan
normal seseorang seperti rasa lapar dan haus naik ke tingkat maksimum menjadi
dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan dari eksternal. Seseorang
mungkin merasa mengagumi apa yang di miliki orang lain atau melihat di iklan di
televisi akan memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan pembelian.
Pemasar harus
mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan mengumpulkan
informasi dari sejumlah konsumen. Lalu mereka dapat mengembangkan strategi pemasaran
yang memicu minat konsumen.
2.
Pencarian Informasi
Konsumen sering mencari jumlah
informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan bahwa untuk bahan tahan lama,
setengah dari semua konsumen hanya memilki satu toko dan hanya 30% yang melihat
lebih dari satu merk peralatan. Kita dapat membedakan antara dua tingkat
ketelibatan dengan pencarian. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut
perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif
terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya seseorang
dapat memasuki pencarian informasi aktif, mencari bahan bacaan, menelepon
teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk
tersebut.
Ø Sumber Informasi
Sumber
informasi utama dimana dibagi menjadi empat kelompok :
1.
Pribadi
(keluarga, teman, tetangga, rekan)
2.
Komersial
(iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan)
3.
Publik (media
massa, organisasi pemeringkat konsumen)
4.
Eksperimental
(penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk)
Jumlah dan
pengaruh relatif dari sumber-sumber ini bervariasi dengan kategori produk dan
karakteristik pembeli. Secara umum konsumen mencari informasi terpenting
tentang sebuah produk dari komersial yaitu sumber yang didominsi pemasar.
Ø Dinamika Pencarian
Melalui pengumpulan informasi, konsumen
mempelajari merek pesaing dan fitur mereka. Pemasar harus mengidentifikasikan
hierarki atribut yang memandu pengembalian keputusan konsumen untuk memahami
berbagai kekuatan persaingan dan bagaimana berbagai kumpulan ini terbentuk.
Proses pengidentifikasian hierarki ini di sebut pembagian pasar (market
partitioning). Hierki atribut juga dapat mengungkapkan segmen pelanggan.pembeli
yang memutuskan harga terlebih dahulu merupakan pembeli dominan harga. Konsumen
dominan/jenis/harga/merek membentuk satu segmen, pembeli kualitas/jasa/jenis membentuk
segmen lainnya.
3.
Evaluasi Alternatif
Tidak ada
proses tunggal yang di gunakan semua konsumen atau oleh seorang konsumen dalam
semua situasi pembelian. Ada beberapa proses dan sebagian besar model terbaru
melihat konsumen membentuk sebagian besar penilaian secara sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar yang akan membantu kita memahami proses evaluasi. Pertama
konsumen berusaha memuaskan kebutuhan. Kedua konsumen mencari manfaat tetentu
dari solusi produk. Ketiga konsumen melihat masing-masing produk sebagai
sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini.
Ø Keyakinan dan Sikap
Melalui
pengalaman dan pembelajaran masyarakat mendapatkan keyakinan dan sikap.
Keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan adalah pemikiran
deskriptif yang di pegang seseorang tentag sesuatu. Sama pentingnya dengan
sikap yaitu evaluasi dalam waktu lama tentang yang di sukai atau tidak di suaki
seseorang, perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan terhadap beberapa
objek.
Ø Model Ekspektasi Nilai
Konsumen sampai
pada sikap terhadap berbagai merk melalui prosedur penilaian atribut.
Mengembangkan sejumlah keyakianan tentang dimana masing-masing merk berdiri
atas setiap atribut. Model ekspektasi nilai pebentukan sikap menduga bahwa
konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabunggakan keyakinan merk
mereka positif dan negatif berdasarkan arti pentingnya.
4.
Keputusan Pembelian
Dalam tahap
evaluasi konsumen membentuk preferensi antar merk dalam kumpulan pilihan.
Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk membeli merek yang paling di
sukai.
Ø Model Nonkompensatoris Dari Pilihan Konsumen
Model
ekspektansi nilai merupakan model kompensatoris yaitu hal-hal yang di anggap
baik untuk sebuah produk dapat membantu menutup hal-hal yang dianggap buruk.tetapi
konsumen sering mengambil jalan pintas dengan menggunakan aturan heuistik atau
pilihan yang sederhana.
Ø Faktor Pengintervensi
Jika konsumen
membentuk evaluasi merek, dua faktor umum dapat mengintervensi antara maksud
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor yang pertama adalah sikap orang lain.
Batas dimana sikap seseorang mengurangi preferensi kita untuk sebuah alternatif
tergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif orang lain terhadap
alternatif yang kita sukai dan motivasi kita untuk mematuhi kehendak orang
lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak di antisipasi yang
ungkin muncul untuk mengubah niat
pembelian.
Keputusan
konsumen untuk mengubah, menunda, atau menghindari keputusan pembeiansangat di pengaruhi
oleh resiko anggapan.
Jenis-jenis
resiko dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk :
1.
Resiko
fungsional. Produk tidak bekerja sesuai harapan.
2.
Resiko fisik.
Produk mengancam kesejahteraan atau kesehatan fisik pengguna atau orang lain.
3.
Resiko
keuangan. Produk tidak layak untuk harga yang di bayarkan.
4.
Resiko sosial.
Produk menimbulkan rasa malu dari orang lain.
5.
Resiko
psikologis. Produk mempengaruhi kesehtan jiwa pengguna.
6.
Resiko waktu.
Kegagalan produk menghasilkan biaya peluang untuk menemukan produk memuaskan
lainnya.
5.
Perilaku Pascapembelian
Setelah
pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan melihat fitur
mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal menyenangkan tentang merk lain
dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Ø Kepuasan Pascapembelian
Kepuasan
merupakan fungsi kedekatan atara harapan dan kinerja anggapan produk. Jika
kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen akan kecewa, jika memenuhi harapan
maka konsumen akan merasa puas dan jika melebihi harapan maka konsumen akan
merasa sangat puas. Perasaan ini akan menentukan apakah pelnggan akan membeli
produk kembali dan membicarakan hal-hal menyenaangkan tentang produk itu kepada
orang lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja, maka semakin
besar ketidakpuasan yng terjadi
Ø Tindakan Pascapembelian
Jika konsumen
merasa puas, kemungkinan ia akan membeli produk itu kembali. Pelanggan yang
merasa puas juga cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek kepada orang
lain. Di pihak lain konsumen yang kecewa mungkin mengabaikan atau mengembalikan
produk. Mereka mungkin mecari informasi yaang mmastikan nilai produk yang
tinggi. Mereka mungkin mengajukan tuntutan umum dengan melayangkan keluhan
kepada perusahaan atau menggunakan pengacara.
Ø Penggunaan Dan Penyingkiran Pascapembelian
Pemasar juga
harus mengamati bagaimana pembeli menggunakan dan menyingkirkan produk.
Pendoong kunci frekuensi penjuaan adalah tingkat konsumsi produk. Semakin cepat
pembeli mengknsumsi sebuh produk, maka semakin cepat mereka kembali kepasar
untuk membeli lagi. Salah satu peluang untuk meningkatkan frekuensi penggunaan
produk terjadi ketika presepsi knsumen tentang penggunaan mereka berbeda dari
kenyataan. Knsumen mungkin gagal menggnti produk yang memiliki rentang umur
relatif pendek dengan cukup cepat karena mereka salah menilai umur produk. Satu
strategi untuk mempercepat penggantian adalah mengaitkan tindakan menggantikan
produk dengan liburan, kejadian atau waktu tertentu dalam satu tahun.
D.
Teori Lain Tentang Pengambilan Keputusan Konsumen
Proses
keputusan konsumen mungkin tidak selalu berkembang dengan gaya perencanaan yang
cermat. Berikut ini beberapa teori dan pendekatan lain untuk menjelaskannya.
Ø Tingkat Keterlibatan Konsumen
Model
ekspektansi nilai mengansumsikan tingkat keterlibatan yang tinggi di pihak
konsumen. Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen. Berdasarkan tingkat
keterlibatan konsumen dan pemrosean aktif yang dilakukan konsumen dalam
merespon rangsangan pemasaran.
Ø Model Kemungkinan Elaborasi
Model
kemungkinan elaborasi Richard Petty dan John Cacioppo adalah model yang banyak
dipakai mengenai formasi dan perubahan sikap, menggambarkan bagaimana konsumen
membuat penilaian, baik dalam keterlibatan rendah maupun tinggi. Ada dua alat
persuasi dalam model mereka yaitu rute pusat dimana formasi atau perubahan
sikap merangsang banyak pikiran dan berdasarkan pertibangan cermat dan rasional
tentang informasi produk terpenting. Dan rute periferal dimana formasi atau
perubahan sikap mendorong jauh lebih sedikit pikiran dan berasal dari asosiasi
merek dengan pertanda periferal positif maupun negatif.
Ø Strategi Pemasaran Keterlibatan Rendah
Banyak produk
di eli dalam kondisi keterlibatan rendah dan ketiadaan perbedaan merek yang
signifikan. Pemasar menggunakan empat teknik untuk mencoba mengubah produk
keterlibatan rendah menjadi produk dengan keterlibatan lebih tinggi. Pertama ,
mereka dapat menghubungkan produk dengan sejumlah isu yang terlibat. Kedua,
mereka dqapat menghubungkan produk dengan beberapa situasi pribadi. Ketiga,
pemasar dapat memasang iklan untuk memicu emosi kuat yang berhubungan dengan
nilai pribadi atau pertahanan ego. Keempat, pemasar mungkin mengiklankan fitu penting.
Ø Perilaku Pembelian Pencari Keragaman
Bebrapa situasi
pembelian ditentukan karakternya dengan keterlibatan rendah tetapi perbedaan
mereknya signifikan. Disini konsumen sering melakukan perlihan merek. Peralihan
merek terjadi karena untukmencari keragaman, bukan karena ketidakkepuasan.
Ø Heuristik dan Bias Keputusan
Gagasan
pemasaran adalah bagaimana konsumen benar-benar mengambilkeputusan. Ahli teori
keputusan berdasarkan perilaku berhasil mengidentifikasikan berbagai heuristik
dan bias dalam pengambailan keputusan konsumen setiap hari.
Macam-macam
heuristik :
1.
Heuritik
Ketersediaan
Konsumen
mendasarkan prediksi mereka berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu
contoh hasil tertentu muncul dipikiran mereka.
2.
Heuristik
Representatif
Konsumen mendasarkan
prediksi mereka atas se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan
contoh lain. Satu alasan bahwa penampilan kemasan bisa sangat mirip untuk merek
yang berbeda dalam kategoi produk yang sama adalah bahwa mereka ingin dilihat
seagai representatif kategori secara keseluruhan.
3.
Heuristik
penjangkaran dan penyesuaian
Konsumen sampai
pada penilaian awal dan kemudian menyesuaikannya berdasarkan informasi
tambahan. Untuk pemasar jasa penting untuk membuat kesan pertama yang kuat
untuk menetapkan jangkar yang baik. Sehingga pengalaman selanjutnya
diterjemahkan dalam pandangan yang lebihmenyenangkan.
Ø Akuntansi Mental
Peneliti
menemukan bahwa konsumen menggunakan akuntansi mental ketika konsumen menangni
uang mereka. Akuntni mental mengacu pada cara konsumen mengkategorikandan
mengevaluasi hasil finansial dari pilihan. Secara resmi, akuntansi mental
adalah kecenderungan untuk mengkategorikan dana atau item nilai meskipun tidak
ada basis logis untuk kategorisis itu, misalnya orang sering memisahka tabungan
mereka ke rekening terpisah untuk memenuhi tujuan yang erbeda meskipun dana
dari kedua rekening dapat di terapkan ke sembarang tujuan.
Menurut Ricard
Thaler dari Chicago, akuntansi mental didasarkan pada sekelompok prinsip inti
utama :
1.
Konsumen cenderung
memisahkan keuntungan. Ketika penjual mempunyai poduk yang memiliki lebih dari
satu dimensi positif.alangkah baiknya jika konsumen dapat di buat untuk
mengevaluasi setip dimensi secara terpisah.
2.
Konsumen
cenderung mengintegrasikan kerugian. Pemasar mempunyai keunggulan yang nyata
dalam menjual sesuatu jika biayanya dapat ditambahkan ke pembelian besar
lainnya.
3.
Konsumen
cenderung mengintegrasikan kerugian yang lebih kecil dengan keuntungan yang
lebih besar. Prinsip pembatalan mungkin menjelaskan mengapa penundaan pajak
dari penghsilan bulanan tidak terlalu dihindari di bandingkan pembayaran pajak
jumlah besar. Penundaan yang lebih kecil akan mungkin diserap oleh jumlah
pembayaran yang lebih besar.
4.
Konsumen
cenderung memiahkan keuntungan kecil dari keuntungan besar.
Prinsip
akuntansi mental sebagian diturunkan dari tepri prospek. Teori prospek
menyatakan bahwa konsumen menentukan kerangka alternatif keputusan mereka
berdasarkan keuntungan dan kerugian menurut fungsi nilai. Konsumen biasanya
menghindari kerugian.
Ø Menentukan Profil Proses Keputusan Pembelian Pelanggan
Bagaimana
pemasar mempelajari tahap-tahap dalam proses pembelian untuk produk mereka.
Mereka dapat memikirkan bagaimana mereka sendiri akan bertindak, dalam metode
introspektif. Mereka dapat mewawancara sejumlah kecil pembeli baru, meminta
mereka mengingat kejadian yang menyebabkan mereka melakukan pembelian, dalam
metode introspektif. Mereka dapat menggunakan metode tersebut unruk menemukan
konsumen yang berencana membeli produk dan meminta mereka menceritakan jalan
pikiran dalam proses pembelian yang mereka lalui.
Berusaha
memahami perilaku pelanggan dalam hubungnnya dengan produk disebut memetakan
sistem konsumsi pelanggan, siklus aktivitas pelanggan atau ekenario pelnggan.
Pemasar dapat melakukannya untuk kelompok kegiatan seperti mencuci baju,
menyiapakn pernikahan atau membeli mobil.
KESMIMPULAN
Ø Perilaku konsumen di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu budaya, sosial, dan pribadi. Penelitian atas
semua faktor ini dapat memberikan petunjuk bagi pemasar untuk menjangkau dan
melayani konsumen secara lebih efektif.
Ø Empat proses psikologis utama yang mempengaruhi perilaku konsumen
yaitu motivasi, presepsi, pembelajaran, dan memori.
Ø Untuk memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan
pembelian, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang mengamil keputusan dan
mempunyai masukan dalam mengambil keputusan pembelian. Orang bisa menjadi
pemicu, pihak yang mempengaruhi, pengambil keputusan pembeli atau pengguna.
Ø Proses pemberian umum terdiri dari urutan kejadian berikut :
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan perilaku pascapembelian.
Ø Konsumen adalah pengambil keputusan konstruktif dan terdapat banyak
pengaruh konstektual. Konsuen sering mengalami keterlibatan rendah dalam
keputusan dalam keputusan mereka, menggunakan banyak heuristik sebagai
akibatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Philip
Kotler dan Kevin Lane Keller Edisi 13 Jilid 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar